Minggu, 25 Agustus 2013

Kasih Tak Sampai

     Lagi lagi aku terdiam dalam lamunan, ku pandangi langit biru di balik jendela kelas ku di mana aku duduk sambil membayangkan wajahnya yang seolah-olah melihat ku sambil tersenyum dan menayapaku dan berkata I Love You, tapi sejenak lamunan ku pun sirna karena suara Nana yang mengagetkan ku. Yah Nana adalah teman satu kelas ku sekaligus sahabat ku yang care sama aku, dialah tempat ku berkeluh kesah dalam hal apa pun. Nana mengajak ku untuk pergi istirahat tapi aku tetap inin di kelas melihat sang pujaan hatiku, namanya Revan. Nana tau kenapa aku  tidak mau di ajak dengannya istirahat, yeah karna revan tapi aku menyagkalnya karena aku malu, aku takut revan akan mengetahuinya. Akhirnya nana pun pergi bersama yang lain.

     Yah ku akui, aku sudah sejak lama suka sama revan, aku ngagumin dia, sosoknya yang tampan serta kemahirannya dalam berbagai bidang extrakulikuler di sekolah membuat ku kagum se-kagum kagumnya sama revan, selain ikut pramuka, dia juga jadi penabuh drumnya marcing band sekolah, keren banget deh pokoknya, terus dia juga pinter dalam hal pelajaran, nilainya slalu bagus. Tapi aku heran sama revan, walaupun dia tampan dan pintar aku tak pernah melihat atau mendengar kabar kalau revan udah punya pacar atau belum, ini yang membuat ku semakin suka sama dia. So aku jadi punya kesempatan buat jadi someone yang spesial buat dia.
Waktu pun berlalu, hari ku lewati, bulan demi bulan terlewatkan, setahun pun berlalu. Tak ada tanda dan respon revan terhadap ku, dia seperti biasa saja terhadapku, sama seperti teman-teman yang lain, semakin lama aku semakin sakit dengan rasa suka ini yang tumbuh menjadi rasa cinta yang dalam kepadanya. Slalu sama pertanyaan ku dalam hati, apakah revan mencintaiku seperti aku mencintainya? Ohh Tuhan tolong hapuskan rasa ku ini kepadanya, jangan biarkan rasa ini semakin dalam, aku juga ingin di cintai, aku tak ingin di abaikan seperti ini. Setiap aku ingat revan dimana saja dan kapan saja tak terbendung air mata ini untuk jatuh di kedua pipi ku, tak mampu ku menahannya, begitu sakit. Rasa yang ku pendam bertahun tahun sia sia, aku mencintai orang yang salah, meskipun begitu aku tak pernah mengungkapkan perasaan ku kepada revan karena aku takut dia akan menjauhiku dan tidak mau berteman dan menyapaku lagi, dan alhasil revan tak pernah tau dan tak akan pernah tau perasaan ku yang sebenarnya terhadapnya :')
Dari situ aku mulai sadar dan mulai melupakan revan, aku membuka lembaran baru untuk seseorang yang benar benar mencintaiku seperti aku mencintainya, untuk apa mengagumi, mencintai seseorang tapi orang tersebut tak memperdulikan kita. Dan satu hal lagi, jika kita punya cinta, jangan lah di pendam sendiri, berilah isyarat padanya klo kita mencintainya agar dia merasakan apa yang kita rasakan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar